
Re,maaf yah. Kakak gak bisa jemput rere sekarang. Kakak lagi nemenin kak vini belanja nie. Rere pulangnya naik bis/taksi aja yah. Oke adik ku yang cantik.
Itulah bunyi pesan dari Rama yang berhasil membuat 7 lapisan kulit wajah Rere menekuk berat.
"Arrrgggggggg." Geram Rere sambil mengepalkan tangannya.
Saat duduk di bangku halte ingin rasanya Rere menangis sekeras-kerasnya. Tapi TIDAK, Rere tidak akan menangis walaupun suasana di halte sedang sepi.
Kak Rama,kenapa kakak berubah sekarang? Semenjak kak Rama punya pacar,kakak jadi berubah. Kakak jauh dari Rere. Kakak gak punya waktu lagi buat Rere. Sekarang yang lebih penting buat kakak itu kak Vini. Kak Rama gak sayang lagi sama Rere!!!! Teriak Rere dalam hati. Akhirnya,air mata itu jatuh juga membahasi pipinya.
*
"Re,hari ini kakak mau ketoko kaset." Sahut Rama diambang pintu kamar Rere yang terbuka.
Rere yang sedang asyik menbaca majalah langsung menoleh, "Loh,bukannya kak Rama mau nemenin Rere nonton Alice in Wonderland, yah hari ini?" Rere mengingat-ingat kembali janji yang dibuat oleh Rama 2 minggu yang lalu.
Rama nyengir garing. "Heheheh,iyah juga,yah!"
Rere mencibir. "Emang ketoko kaset buat apa?"
Rama ikut duduk disebelah Rere, "Kakak mau nemenin kak Vini beli kaset kesukaannya. Bukan cuma ketoko kaset,sih. Hari ini juga kakak mau nemenin kak Vini belanja."
"Terus??"
"Hehehe,masa Rere tega sih,ngebiarin Kak Vini ketoko kaset dan belanja sendirian? Nanti kalau ada cowok lain yang naksir kak Vini gimana? Terus kak Vini ninggalin kakak karena kepicut sama cowok yang ketemu dia ditoko kaset atau mall. Terus nanti kakak patah hati dong. Udah patah,sakit hati. Udah sakit,sekarat hati dong. Masa Rere tega sih,liat kak Rama kaya gitu?" Rama merayu Rere dengan 'Lebay'.
Rere membenarkan letak duduknya. Dia menatap sendu kearah Rama yang sekarang sedang mengatupkan kedua tangannya dan tersenyum semanis mungkin kepada Rere.
Rere menghela nafas panjang. Mengumpulkan seluruh tenaganya.
"Gimana? Boleh gak?"
"Iyah,boleh!"
"Horeeeee!" Rama kegirangan seperti anak kecil.
Spontan Rama memeluk Rere. Mencium kedua pipi Rere dan mencubitnya.
"Ade kakak emang baik,cantik dan lucu lagi. Yah,walaupun kalah lucu sama kakaknya. Hahahahaha" Sahut Rama mengacak rambut Rere.
Rere tersenyum getir melihat kegirangan Rama yang diperbolehkan untuk tidak menepati janjinya yang kesekian kali.
Semenjak kak Rama punya pacar. Kakak jadi gak suka menepati janji lagi. Kakak gak punya waktu lagi buat Rere.
*
Suasana makan malam hari ini begitu menegangkan. Banyak kata-kata yang terdengar penuh dengan emosi. Perang saudara sedang terjadi. Rere yang memulai semuanya,karena dia sudah tidak tahan melihat perubahan sikap Rama semenjak punya pacar.
"Gak ada salahnya kakak punya pacar! Itukan hak kakak. Ngapain juga kamu marah?" Bela Rama sesudah Rere mencecarnya dengan kata-kata penuh emosi.
"Rere,gak suka kak Rama punya pacar. Rere benci kak Rama punya pacar!"
"Benci kenapa?"
"Karena kak Rama berubah semenjak punya pacar."
"Berubah gimana?"
"Ahhh,pokoknya Rere benci kakak punya pacar. Rere benci sama Kak Vini!"
"RERE!" Bentak Rama sambil menggebrakan meja makan.
Kedua orang tua mereka sangat terkejut melihat pertengkaran ini.
"Rere! Rama! Kalian ini seperti anak kecil saja. Ada apa dengan kalian? Kalian itu sudah anak smp dan sma. Berantem dimeja makan! Kenapa hari ini papah seperti merasakan perang dunia ke 3 antara kalian berdua? Jawab!" Kesabaran Papah mereka sudah habis. "Papah tidak mau tau. Sekarang kalian minta maaf satu sama lain!"
Rere menatap tajam kearah kakaknya. Tapi tatapan mata Rama juga tidak kalah sengit kearah adiknya.
"Ayo cepat minta maaf!" Perintah Papah mereka karena masih meliat kedua anaknya saling diam.
"Rere gak mau minta maaf!" Kata Rere dengan suara bergetar.
Rama melotot tak percaya atas kata-kata adiknya.
"Harusnya,kak Rama yang minta maaf sama Rere!" Teriak Rere di ikuti dengan tangisnya.
Rama yang melihat Rere menangis terperangah. Untuk yang pertama kalinya Rama melihat adik perempuannya menangis.
"Harusnya,kak Rama yang meminta maaf sama Rere. Semenjak kak Rama punya pacar,kakak berubah. Kak Rama udah gak pernah jemput Rere pulang sekolah lagi kalau Rere ada kegiatan ekskul. Kak Rama selalu gak bisa menepati janji lagi. Kak Rama menjauh dari Rere. Kak Rama udah lupain Rere sekarang." Rere terisak, "Kak Rama udah gak sayang lagi sama Rere. Kakak lebih sayang kak Vini. Kak Vini segala-galanya buat kakak. Posisi Rere sudah tergantikan oleh kak Vini. Karena apa? Karena kak Vini lebih penting dari pada Rere!"
Mendengar itu semua Rama tertegun. Dia melihat Rere yang sedang menaiki tangga sambil menangis. Kedua orang tua mereka saling pandang khawatir.
*
Pintu kamar Rere terbuka. Rama melihat mamahnya keluar dengan membawa piring yang masih terisi penuh dengan nasi dan lauk pauknya. Mamah menatap Rama sebentar, seakan-akan berkata tanpa suara "Kamu harus temui Rere!", Mamah menepuk pundak Rama dan berlalu begitu saja.
Ragu-ragu Rama membuka pintu kamar Rere. Setelah menarik napas panjang terlebih dahulu,Rama melangkahkan kakinya dengan hati-hati. Dia lalu duduk ditempat tidur,tepat disamping Rere.
"Re,makan dong! Kalau Rere gak makan,nanti Rere kurus. Kak Rama gak mau ah,punya adik yang cungkring!" Kata Rama sedikit bercanda walaupun terdengar garing.
Rere masih saja mendekapkan wajahnya kebantal dalam posisi tengkurap. Dia masih terisak.
"Rere jangan nangis terus dong! Kak Rama gak suka Rere nangis. Nanti Rere keliatan jelek,loh!"
Tiba-tiba secara cepat dan tak terduga. Rere memeluk rama dengan eratnya. Awalnya Rama kaget,tapi dia segera membalas pelukan Rere dan mengusap-usap rambut Rere.
"Maafin Rere,kak. Harusnya semalam Rere gak ngomong dan bersikap kaya gitu sama kakak. Maafin Rere yah,kak!"
Rama tersenyum kecil dan melepaskan pelukannya. Rama memegang kedua pundak Rere dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.
"Rere,kak Rama juga minta maaf. Kak Rama udah salah bersikap. Harusnya kak Rama gak cuekin Rere. Maafin kakak yah,kalau semenjak kak Rama punya pacar,Rere jadi merasa jauh dan gak disediakan waktu lagi sama kak Rama. Padahalkan,Rere yang paling setia selama ini nemenin kak Rama,waktu kakak masih jomblo."
Rere masih terdiam kaku. Terlihat jelas Rere nangis semalaman karena matanya bengkak gak karuan.
"Kak Rama janji. Walaupun kak Rama punya pacar, mau satu atau dua sampai seribu pun. Posisi Rere itu gak akan tergantikan. Kak Rama akan selalu punya waktu untuk Rere. Rere itu tetap menjadi yang terpenting dalam hidup kakak. Karena Rere,adik kakak satu-satunya yang paling kakak sayang!" Kata Rama yakin dan terseyum penuh kasih sayang untuk Rere.
"Rere juga sayang kakak!" Ucap Rere memeluk Rama kembali.
"Kak Rama juga sayang Rere!"
"Eh,sekarang Rere mau nonton gak?" Tanya Rama
"Nonton apa?" Kata Rere bersemangat sambil melepaskan pelukannya.
Rama diam.Dia meneliti Rere dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
"Gak jadi ah!"
"Hah? Kok gak jadi?" Rere menatap Rama kesal.
"Malu kalau nonton bareng Rere. Habis bau sih!" Goda Rama mencubit pipi kanan Rere.
Rere yang gak terima dibilang bau langsung melemparkan batal tepat kearah wajah Rama.
"Rere jelek!" Balas Rama.
Didalam kamarpun terjadi perang. Eeeitssss,bukan perang dunia ketiga lagi. Tapi perang kasih sayang. Khususnya dengan bantal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar