Senin, 13 Juni 2011

Ohh,Memasak!


“La,bantuin mamah masak,yuk!” Sahut mamah Lala dari dapur.
Lala yag sedang asyik memakan batangan coklat langsung terbatuk-batuk. Dia segera berlari kedapur untuk mengambil air minum.
“Loh,kok minumnya cepet banget sih,La?”
“Tersendak,mah!” Jawab Lala sedikit lega setelah rasa sakit di tenggorokannya hilang.
“Ehemmmmm” Lala berdehem dan seraya akan melangkahkan kakinya untuk kembali keruang tengah.
“Eitttttssss,tunggu!” Sergah Mamahnya menarik kerah baju Lala.
Lala sudah menelan ludah. Pasrah. Dia tahu apa yang akan keluar selanjutnya dari bibir tipis wanita yang telah melahirkannya.
“Ada apa,ma?”
“Kamu bantuin mamah masak,yah!”
Gubrak!Tepat dugaan Lala.
Masak? What the meaning is MASAK? Mendengar kata “masak” saja Lala sudah muak. Apalagi kalau harus sampai melakukan kegiatan dari lima huruf M.A.S.A.K itu. Lala memang sangat membenci kegiatan masak memasak. Kalau di ingat-ingat hampir selama hidupnya Lala tidak pernah memasak. Toh,dirumah dia sudah ada pembantu. Jadi buat apa masak sendiri?
“La,kok bengong?”
“Hah,ehh.. apa mah? Ma,,ma,,masak yah??” Lala nyengir garing
“Iyah masak,kenapa?”
“Ahahahaha” Lala tertawa yang sangat jelas dibuat-buat.
Lala memutar otaknya,mencoba mencari alasan untuk tidak ikut-ikutan dalam kegiatan yang disukai mamahnya.
Mamah Lala tersenyum kecil, melihat tingkah laku anak semata wayangnya. Dengan lembut beliau mengusap bahu Lala. “La,mamah mau nanya. Kapan terakhir kalinya kamu masak?”
“..............”
“Kamu gak pernah masak kan?”
“Pernah juga! Lala pernah masak air.” Bela Lala sambil cengar-cengir sendiri.
Yah,memang Lala pernah memasak air. Memasak air itulah yang jadi kegiatan dengan kata “masak” pertama dan terakhir untuk Lala. Dengan terpaksa Lala harus memasak air untuk dipakai mandi. Kalau bukan karena ngebet ingin mandi pake air hangat padahal shower dikamar mandinya sedang rusak,Lala pasti tidak akan pernah mengalami kejadian panci gosong dan kebulan asap dari air yang sangat mendidih itu. Semenjak kejadian itulah Lala menjadi ANTI MASAK FOREVER.
"La,kenapa sih kamu gak mau belajar masak? Bisa masak itu penting,apalagi kamu perempuan."
Lala menatap Mamahnya. Ada pancaran kasih sayang di tatapan mata keibuan itu.
"Kamu gak malu apa,La? Diantara temen-temen kamu,cuma kamu yang gak bisa masak."
"Salah! Andien juga gak bisa masak sama kaya Lala." Koreksi Lala
"Emang kamu mau kaya Andien?"
".........................."
"La, kamu itukan perempuan yang sudah di kodratkan untuk berurusan dengan kegiatan masak memasak. Apalagi nanti kalau kamu sudah menikah. Masak memasak itu sudah jadi bagian sehari hari kamu. Jadi kamu........."
Mamah mulai menceramahi Lala lagi. Apalagi kalau sudah menyerempet-nyerempet sama urusan nikah telinga Lala sudah menolak walaupun harus mendengarnya dalam radius 5 KM.
"..... Nah, gimana? Mau kan bantuin mamah masak, hitung-hitung belajar, La!"
"Gak sekarang deh, mah" Sahut Lala yang sudah berada di ambang pintu.
"Hmmmmm, gimana kalau pacar kamu minta dibuatin masakkan, yah?"
"..........................."
"Jangan-jangan nanti Hafis minta dibuatin nasi goreng lagi sama kamu!" Goda Mamahnya
"Maksud mamah?"
"Iyah, dimasakin nasi goreng maksud mamah!"
"Huh?"
"Kenapa huh?"
"Gak mungkin Hafis minta dimasakin nasi goreng."
"Mungkin!"
Lala mendengus kesal. Dia berjalan dengan langkah kingkong keruang tengah.
*
"Bu, nasi gorengnya yang biasa dua, yah!"Hafis mengambil kursi dan duduk disebelah pacarnya yang berwajah sangat kusut.
"Kenapa liat-liat?"
"Kamu aneh! Wajahnya kok cemberut overdosis gitu sih?" Jawab Hafiz sambil mengerutkan kening.
".................."
"Eh, rame yah warungnya?" Hafiz mencoba mencairkan suasana.
"Iyah!"
Gimana gak rame? Inikan warung nasi goreng Bu Tarjo yang terkenal enak dan membuat ketagihan setiap orang yang memakan nasi gorengnya. Bu Tarjo memang jago masak. Harusnya dia ikut acara tv yang judulnya MONSTERCHEF. Pasti juri-jurinya bakal ikut ketagihan. Apalagi si Chef Junot yang super sadis itu, pasti dia bakalan bertekuk lutut kepada Bu Tarjo untuk meminta resep membuat nasi goreng se-enak ini. Hahahahahahaha. Gumam Lala dalam hati
"Makasih yah, bu" Sahut Hafiz ketika nasi goreng pesananya sudah diletakan diatas meja. "Dimakan, yang!"
"Iyah"
"Lain kali kamu masakin aku nasi goreng, yah! Aku kan pengen nyobain masakan buatan pacarku yang cantik ini"
Jegerrrrrr! Rasanya ada petir menyambar-nyambar diatas kepala Lala. Perut Lala yang tadinya lapar seketika menjadi kenyang, malah sangat kenyang sehingga Lala merasa ingin muntah.
""La, kamu maukan masakin nasi goreng buat aku? Kalau gak nasi goreng sayur asem aja. Eh, bikin pudding juga gak apa-apa. Yah, sayang?" Tanya Hafis sambil menyuapkan nasi goreng yang ketiga kalinya.
"...................."
"La, kamu kenapa? Kok bengong, sih?"
"Aaa,,a,apa,apa?" Lala mencoba bersikap santai.
"Kamu ini bikin aku khawatir aja, deh. Habis pake bengong-bengongan segala." Hafiz mengacak pelan rambut Lala.
"Hehehehe" Lala tertawa garing.
Hafiz kembali memakan nasi gorengnya dengan lahap. Sedangakan,Lala masih sibuk mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa memasak.
"Oh,,,memasak" Rintih bhatin Lala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar